Pemeriksaan Fisik pada Ibu hamil
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pemeriksaan
fisik pada ibu dilakukan setelah dilakukannya anamnesa. Sebelum memulai
pemeriksaan, perawat harus menjelaskan pada ibu dan kelurga apa yang akan
dilakukan. Berikan mereka waktu untuk mengajukan pertanyaan sehingga mereka
dapat memahami pentingnya pemeriksaan tersebut.
Pada
pemeriksaan pertama perlu ditentukan apakah ibu sedang hamil, dan bila hamil
maka perlu ditentukan umur kehamilannya.Pada setiap pemeriksaan kehamilan
dengan melihat dan meraba ditentukan apakah ibu sehat dan janin tumbuh dengan
baik.Tinggi fundus uteri sesuai dengan perhitungan umur kehamilan dan pada umur
kehamilan lebih lanjut ditentukan letak janin.
Banyak ibu
merasa malu membuka bajunya dan memperlihatkan bagian tubuhnya, hal ini perlu
diperhatikan oleh perawat untuk menjaga privasi pasien tutuplah bagian tubuhnya
ibu dengan kain, sehingga hanya bagian tubuh yang diperiksa saja yang terbuka.
Ibu hendaknya diperiksa dengan sentuhan yang hati-hati dengan sikap bersahabat
sambil menjelaskan apa yang akan dilakukan dan alas an melakukannya.
Untuk itu kami
menyusun makalah ini untuk mengetahui keadaan kesehatan
ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke
pemeriksaan berikutnya.
B.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah askeb I (kehamilan) disamping itu agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pemeriksaan fisik pada ibu
hamil serta untuk menambah wawasan bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
Definisi Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan
pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses
pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami,
menghasilkan janin yang tumbuh normal di dalam rahi m ibu.
Pemeriksaan
fisik pada kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi),
pemeriksaan raba (palpasi), periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk
(perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang
dalam pelaksanaannya dilakukan secara sistematis atau berurutan.
Pada
saat melakukan pemeriksaan daerah dada dan perut, pemeriksaan inspeksi,
palpasi, auskultasi dilakukan secara berurutan dan bersamaan sehingga tidak
adanya kesan membuka tutup baju pasien yang mengakibatkan rasa malu pasien.
Pengkajian fisik harus dilakukan
secara komprehensif serta meliputi riwayat kesehatan. Ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengkajian fisik, di antaranya sikap
petugas kesehatan saat melakukan pengkajian. Selain harus menjaga kesopanan,
petugas harus membina hubungan yang baik dengan pasien. Sebelum melakukan
pemeriksaan, pastikan lingkungan tempat pemeriksaan senyaman mungkin, termasuk
mengatur pencahayaan. Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan adanya
pencatatan data yang akurat diharapkan pengambilan tindakan yang dilakukan
sesuai dengan masalah atau kondisi pasien.
B.
Tujuan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada ibu
hamil selain bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan
janin saat ini, juga bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
pemeriksaan berikutnya. Penentuan apakah sang ibu sedang hamil atau tidak
sangat diperlukan saat ibu pertama kali berkunjung ke petugas kesehatan. Jika
hasil pemeriksaan pada kunjungan pertama sang ibu dinyatakan hamil, maka
langkah selanjutnya perlu ditentukan berapa usia kehamilannya.
Setiap pemeriksaan kehamilan adalah dengan melihat dan
meraba petugas akan mengetahui apakah ibu sehat, janin tumbuh dengan baik,
tinggi fundus uteri sesuai dengan umur kahamilan atau tidak, serta di mana
letak janin.
C. Alat dan
Komponen Pemeriksaan Kehamilan
1. Peralatan Pemeriksaan
Alat
yang dipakai bervariasi namun yang terpenting adalah bagaimana seorang perawat
memanfaatkan mata, telinga, hidung
dan tangannya untukk mengetahui hamper semua hal penting tentang ibu hamil yang
diperiksanya.Peralatan hanyalah penunjang bila ada dapat membantu pemeriksaan
bila tidak semua tersedia, pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan dengan baik
dengan ketrampilan memanfaatkan inderanya dan mempunyai kemampuan untuk menilai
serta menangkap hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil.Peralatan yang
dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan siap pakai.
Adapun
alat – alat yang dibutuhkan untuk pemeriksaan ibu hamil diantaranya adalah:
timbangan berat badan, pengukur tinggi
badan, tensi meter, stetoskop monokuler atau linec, meteran atau midlen, hamer
reflek, jangka panggul serta peralatan untuk pemeriksaan laboratorium kehamilan
yaitu pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin, urin reduksi dll (bila
diperlukan)
2.
Komponen Pemeriksaan Fisik pada Kunjungan Antenatal
Pertama
1) Pemeriksaan
fisik umum
a. Tinggi Badan
2) Kepala
dan leher
a.
Edema diwajah
b. Ikterus pada mata
c.
Mulut pucat
d.
Leher
meliputi
pembengkakan saluran limfe atau pembengkakan kelenjar thyroid
3) Pemeriksaan
ekstremitas atas untuk melihat adanya edema pada jari (perhatikan apakah cincin
menjadi terlalu sempit dan tanyakan apakah lebih sempit dari biasanya, tanyakan
juga apakah ia tidak mengenakan cincin yang biasa ia kenakan karena sudah
terlalu sempit, atau apakah ia memindahkan cinicin tersebut ke jari yang lain)
4) Pemeriksaan
ekstremitas bawah untuk meilhat adanya :
1. Edema pada pergelangan kaki dan
pretibia
2. Refleks tendon dalam pada
kuadrisep (kedutan-lutut (knet-jerk)
3. Varises dan tanda humans, jika
ada indikasi.
5) Payudara
a.Ukuran
simetris
b.Putting
menonjol / masuk
c.Keluarnya
kolostrom atau cairan lain
d.Retraksi
e.Massa
f.Nodul
axilla
6) Abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk
mengetahui :
1.
Letak, presentasi,
posisi, dan jumlah(jika>36 minggu)
2.
penancapan (engagement)
3.
Pengukuran tinggi
fundus (jika>12 minggu)
4.
Evaluasi kasar volume
cairan amnion
5.
Observasi atau palpasi
gerakan janin.
6.
Perkiraan berat badan janin
(bandingkan dengan perkiraan berat badan pada kinjungan sebelumnya)
7.
Denyut jantung janin
(catat frekuemsi dam lokasinya ) (jika>18 minggu)
7) Genetalia
luar (externa)
a. varises
b. perdarahan
c. luka
d. cairan
yang keluar
e. pengeluaran
dari uretra dan skene
f. kelenjar
bartholini : bengkak (massa), ciaran yang keluar
8) Genetalia
dalam (interna)
a. servik meliputi cairan
yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup atau terbuka
b. vagina
meliputi cairan yang keluar, luka, darah
c. ukuran
adneksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada trimester pertama)
d. uterus
meliputi : ukuran, bentuk, mobilitas, kelunakan, massa pada trimester petama.
9) Pemeriksaan
Panggul
Setelah
pemeriksaan awal, bidan harus melakukan beberapa atau semua komponen
pemeriksaan panggul berikut sesuai indikasi, yakni:
a. Pemeriksaan
dengan speculum jika wanita tersebut mengeluh terdapat rabas pervagina.
1. Perhatikan
adanya tanda-tanda infeksi vagima yang muncul dan ambil materi untuk
pemeriksaan diagnostic dengan menggunakan preparat apusan basah; ambil specimen
gonokokus dan klamidia untuk tes diagnostic.
2. Evaluasi
terapi yang telah dilakukan untuk mengatasi infeksi vagina (tes penyembuhan )
jika muncul gejala; evaluasi tidak perlu dilakukan bila wanita tidak
menunjukkan gejala
3. Ulangi
pap smear, jika diperlukan
4. Ulangi
tes diagnostic gonokokus dan klamidia pada trimester ke tiga.
5. Konfirmasi
atau singkirkan kemungkinan pecah ketuban dini
b. Pelvimetri
klinis pada akhir trimester ketiga jika panggul perlu dievaluasi ulang atau
jika tidak memungkinkan untuk memperoleh informasi ini pada pemeriksaan awal
karena wanita tersebut menolak diperiksa
c. pemeriksaan dalam jika
wanita menunjukkan tanda/ gejala persalinan premature untuk mengkaji:
1.
Konsistensi serviks
2.
Penipisan (effacement)
3.
Pembukaan
4.
Kondisi membrane
5.
Penancapan / stasiun
6.
Bagian presentasi
Beberapa
bidan juga melakukan pemeriksaan pervaginan secara rutin pada kehamilan 40
minggu menurut penanggalan dan setelahnya guna menentukan “kematangan”
(kesiapan)seviks untuk menghadapi persalinan.
Banyak
bidan, meski tidak semua, yakin bahwa mereka harus melakukan pemeriksaan
panggul pada kehamilan 36 minggu termasuk mengulangipelvimetri klinis,
mengambil specimen untuk tes diagnostic gonokokus, klamidia dan GBS dan
mengevaluasi kondisi serviks. Para bidan memandang hal ini sebagai bagian
evaluasi ulang total pada seorang wanita pada saat tersebut. Evaluasi ulang
total ini juga mencakup setiap tes laboratorium.
D. Tes
Laboratorium dan tes penunjang
Spesimen
urine diambil pada setiap kunjungan ulang untuk digunakan pada tes dipstick
guna mengetahui kandungan protein atau glukosa didalamnya. Tes laboratorium dan
tes penunjang lain yang diprogramkan selama pemeriksaan antepartum awal
ditinjau kembali untuk dipelajari hasilnya.
Semua
wanita harus menjalani penapisan diabetes pada minggu ke 28 dan penapisan
streptokokus B pada minggu ke-35 hingga ke-37.kebijakan praktik institusi
bervariasi dalam hal pengulangan tes laboratorium rutin yang diperoleh pada
kunjungan awal. Beberapa kebijakan menetapkan tes diulang hanya jika ada
indikasi menurut riwayat, temuan pada pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
panggul.Temuan ini meliputi hemoglobin dan hematokrit, VDRL, gonorea, klamidia
dan titer antibody pada wanita dengan Rh negative sebelum menerima RhoGAM
profilaksis pada usia kehamilan 28 minggu. Tes laboratorium dan tes penunjang
lainnya dilakukan jika temuan yang diperoleh pada pengkajian riwayat,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan panggul serta tes laboratorium sebelumnya
mengindikasikan pemeriksaan diagnostic lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan
pada bagian tubuh dari kepala sampai kaki. Kehamilan merupakan suatu proses
pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami,
menghasilkan janin yang tumbuh normal di dalam rahi m ibu.
Pemeriksaan fisik pada ibu dilakukan setelah
dilakukannya anamnesa. Pemeriksaan fisik pada
kehamilan dilakukan melalui pemeriksaan pandang (inspeksi), pemeriksaan raba (palpasi),
periksa dengar (auskultasi),periksa ketuk (perkusi). Pemeriksaan dilakukan dari
ujung rambut sampai ke ujung kaki, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara
sistematis atau berurutan.
Pemeriksaan fisik berguna untuk mengetahui keadaan
kesehatan ibu dan janin serta perubahan yang terjadi pada suatu pemeriksaan ke
pemeriksaan berikutnya.Pada pemeriksaan pertama perlu ditentukan apakah ibu
sedang hamil, dan bila hamil maka perlu ditentukan umur kehamilannya.Pada
setiap pemeriksaan kehamilan dengan melihat dan meraba ditentukan apakah ibu
sehat dan janin tumbuh dengan baik.Tinggi fundus uteri sesuai dengan
perhitungan umur kehamilan dan pada umur kehamilan lebih lanjut ditentukan
letak janin.
B. SARAN
Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kami menyadari
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Untuk penyempurnaan kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Kesehatan RI.1992.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga:Jakarta
Departemen Kesehatan RI.1998.Asuhan Keperawatan Ibu Hamil (Antematal).Modul
Diklat Jarak Jauh.Jakarta
Departemen
Kesehatan RI.1999.Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan
Dasar:Jakarta
Pendidikan
Kesehatan
tenaga panduan pengajaran.2003.Antenatal Asuhan Kebidanan Fisiologi
Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan l:Jakarta