Rabu, 19 Maret 2014

Manajement Kamar Operasi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah yang membahas tentang  MANAJEMEN KAMAR OPERASI “ ini dapat terselsaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Kami sangat berterimakasih kepada Dosen yang telah mempercayakan kami untuk membuat pengkajian ini, dan kepada teman-teman dalam kelompok yang telah memberikan waktu, dan idide sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Dan tidak lupa, kami berterimakasih kepada orangtua, yang selalu memberikan dukungan dan doa, didalam setiap aktivitas sehari-hari termasuk dalam menjalankan pendidikan. Serta kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengijinkan semuanya terjadi.
Kami sangat ingin makalah ini tersusun dengan baik bahkan sempurna, tapi kami sangat tau bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman, agar makalah ini dapat jauh lebih baik nantinya.
Dan akhirnya, kami berharap semoga makalah ini berguna bagi semua pembacanya.





Yogyakarta,   maret 2014





DAFTAR ISI
Halaman Sampul ......................................................................................................  
Kata Pengantar ......................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................... 2
BAB  I  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ...............................................................................................  3
1.2  Tujuan .............................................................................................................  3
1.3  Rumusan Masalah ...........................................................................................  3
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Peletakkan  dan peruangan kamar operasi………………………………………..6
2.2  Gambar-gambar kamar operasi……………………………………………………7
2.3  Siatem sirkulasi kamar operasi ……………………………………………………8
2.4  Mekanikal kamar operasi …………………………………………………………8
2.5  SOP  pelayanan, prosedur,  pengelolaan kamar operasi…………………………..14
2.6  Alat-alat yang ada dikamar operasi………………………………………………..15
BAB III PENUTUP
3.1  KESIMPULAN…………………………………………………………………..26
3.2  SARAN……………………………………………………………………………26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………27



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan operasi besar. Proses operasi meskipun sebuah operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3 periode yaitu 1. Prior Surgery, 2. During Surgery dan 3. After Surgery. Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan operasi untuk kasus kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada periode During Surgery tentu saja berada diKamar Operasi. Sedangkan kegiatan pada periode After Surgery, pasien yangtelah selesai dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2 jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya tergantung dari kondisi pasien itu sendiri,jika pasien dalam keadaan baik maka akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU.
Sedangkan pasien yang dilakukan tindakan operasi dengan system one day care maka akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 2 sebelum pasien ini pulang ke rumah.Penentuan jumlah ruang operasi sangat tergantung dari historis jumlah pasien dan prediksi pasien yang akan datang ke rumah sakit untuk melakukan tindakan operasi.
1.2  Tujuan
a)      Agar mahasiswa dapat memahami tentang manajemen kamar operasi
b)     Agar mahasiswa dapat memahami bagaimana fungsi dari kamar rumah sakit.
c)      Agar mahasiswa dapat memahami zona-zona yang ada dalam kamar operasi.
1.3  Rumusan masalah
1.       Bagaimana Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi?
2.      Bagaimana system sirkulasai dan mekanikal dari kamar operasi itu sendiri?
3.      Bagaimana SOP dalam pelayanan kamar operasi prosedur pengelolaan dan pelayanan kamar operasi?
4.      Alat-alat apa saja yang ada dalam kamar operasi ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Peletakan dan peruangan kamar operasi
Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah sakit disarankan         mempunyai pengelompokkan sebagai berikut:
v  Zona Publik
Area yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.
v  Zona Semi Publik
Area yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak langsung berhubungan dengan lingkungan luar, misalnya laboratorium, radiologi, dan rehabilitasi medik.
v  Zona Privasi
Area yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya gedung operasi,kamar bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
v  Zona Pelayanan
Area yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit, misalnya ruang cuci, dapur,bengkel, dan CSSD.
Pelayanan, tenaga, sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar operasi yang berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan reanimasi serta perawatan intensif sesuai klasifikasi rumah sakit. Selain berdekatan dengan ICU serta pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan C dimana UGD belum memiliki kamar operasi cito sendiri maka letak kamar operasi ini (IBS) harus berdekatan dengan UGD. Rumah sakit menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien maupun tenaga medis yang beraktifitas di dalamnya.
Kenyamanan dan keamanan ini dapat di capai dari dua hal kenyamanan fisik dan kenyamanan non fisik. Yang dimaksud dengan kenyamanan fisik dapat di capai dengan memenuhi persyaratan sebuah kamar operasi dan membuat desain bangunannya memberikan kenyamanan visual, termal dan audio. Sedangkan kenyamanan non fisik dapat dicapai dengan memberikan ruangan sesuai dengan kebutuhan kenyamanan hidup manusia dan mendesain

ruangan agar bersuasana yang tidak membuat bosan. Contohnya dengan memberikan ruang tunggu bagi dokter-dokter sebelum atau sesudah melakukan operasi, dimana ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas sofa yang ergonomis, view natural atau artifisial, internet connection, bed dan pantry semi streril misalnya.
Persyaratan fisik kamar operasi meliputi:
1. Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Mudah dicapai oleh pasien
b. Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril dan non-steril
c. Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
d. Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang siur
e. Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah steril dan non-steril, untuk
     pengaturan penggunaan baju khusus
f. Letaknya dekat dengan UGD
2. Rancang bangun kamar operasi harus mencakup:
a. kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang dilengkapi dengan
    fasilitas    induksi anestesi
b. Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi
c. Kamar pulih (recovery room)
d. Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi termasuk bahan narkotik
e. Ruang/ tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi
f. Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah
g. Ruang istirahat untuk staf yang jaga
h. Ruang operasi hendaknya tidak bising dan steril. Kamar ganti hendaknya ditempatkan
    sedemikian   rupa sehingga terhindar dari area kotor setelah ganti dengan pakaian operasi.
     Ruang perawat hendaknya   terletak pada lokasi yang dapat mengamati pergerakan pasien.
i. Dalam ruang operasi diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu tindakan elektif dan tindakan cito
j. Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan paramedik; pintu masuk pasien
   operasi, dan alur perawatan
k. Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas operasi


l. Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara:
·         Daerah bebas, area lalu lintas dari luar termasuk pasien
·         Daerah semi steril, daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan ruangan semi steril
·         Daerah steril, daerah prosedur steril diperlukan bagi personil yang harus sudah berpakaian khusus dan masker
·         Setiap 2 kamar operasi harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
·         Harus disediakan pintu keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung
m. Syarat kamar operasi:
·         Pintu kamar operasi harus selalu tertutup.
·         Lebar pintu minimal 1,2 m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari dua daun pintu
·         Pintu keluar masuk harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup
·         Sepertiga bagian pintu harus dari kaca tembus pandang
·         Paling sedikit salah satu sisi dari ruang operasi ada kaca
·         Ukuran kamar operasi minimal 6x6 m2 dengan tinggi minimal 3 m
·         Dinding, lantai dan langit-langit dari bahan yang tidak berpori
·         Pertemuan lantai, dinding dan langit-langit dengan lengkung
·         Plafon harus rapat, kuat dan tidak bercelah
·         Cat /dinding berwarna terang
·         Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang, ditutup dengan vinyl atau keramik.
·         Tersedia lampu operasi dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu operasi dan ketinggian pemasangan
·         Pencahayaan 300-500 lux, meja operasi 10.000-20.000 lux
·         Ventilasi kamar terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui filter.Ventilasi menggunakan AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan dilengkapi saringan. Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total pressure.


·         Suhu kamar idealnya 20-26º C dan harus stabil
·         Kelembaban ruangan 50-60%
·         Arah udara bersih yang masuk ke dalam kamar operasi dari atas ke bawah
·         Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu harus dibuat ruang antara
·         Hubungan dengan ruang scrub-up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian alat sterilcukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka/ ditutup
·         Pemasangan gas medik secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
·          Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang dipasang di bawah lantai
·          Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
2.2   Gambar-gambar kamar opersi
Gambar 1. Kamar Operasi dengan sistem electrical 2 sistem



Gambar 2. Contoh Kamar Operasi

Gambar 3. Kamar Operasi untuk jenis khusus


Gambar 4. Ruang Recovery tahap 2


Gambar 5. Ruang Istirahat Dokter


 

Gambar 6. Contoh Ruang Recovery


Gambar 1. Lay Out Kamar Operasi (diunduh dari www.johnsonmedical.com)


Tipe D
Tipe C
Tipe B
Sarana
Ruang tersendiri yang memenuhi persyaratan
septik dan aseptik
sesuai dengan
kemampuan pelayanan
bedah dan
anestesiologi pada
kelas rumah sakit ini.
Ruangan:
Ruang scrub
Ruang pra-anestesi
Ruang operasi yang
berhubungan
langsung dengan
kamar induksi
Ruang pemulihan
Ruang sterilisasi
Ruang menyimpan
peralatan, linen, obat
farmasi
Ruang peralatan dan
linen bekas pakai
Ruang ganti pakaian
wanita dan pria
Ruang staf jaga
Ruang tunggu
Gudang
Toilet
Ruang tersendiri yang
memenuhi persyaratan
septik dan aseptik
sesuai dengan
kemampuan pelayanan
bedah dan
anestesiologi pada
kelas rumah sakit ini.
Ada kamar pulih sadar
Ruangan:
Ruang locker
Ruang scrub
Ruang pra-anestesi
Ruang operasi yang
berhubungan
langsung dengan
kamar induksi
Ruang pemulihan
Ruang sterilisasi
Ruang menyimpan
peralatan, linen, obat
farmasi
Ruang peralatan dan
linen bekas pakai
Ruang ganti pakaian
wanita dan pria
Ruang staf jaga
Ruang tunggu
Gudang
Toilet
Ruang tersendiri yang
memenuhi persyaratan
septik dan aseptik
sesuai dengan
kemampuan pelayanan
bedah dan
anestesiologi pada
kelas rumah sakit ini.
Ada kamar pulih sadar
Ruangan:
Ruang locker
Ruang scrub
Ruang pra-anestesi
Ruang operasi yang
berhubungan
langsung dengan
kamar induksi
Ruang pemulihan
Ruang sterilisasi
Ruang menyimpan
peralatan, linen, obat
farmasi
Ruang peralatan dan
linen bekas pakai
Ruang ganti pakaian
wanita dan pria
Ruang staf jaga
Ruang tunggu
Gudang
Toilet

Rumah sakit memberikan pelayanan anestesiologi dan reanimasi dengan memberikan anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan tindakan medik lain yang menimbulkan rasa takut, rasa cemas dan rasa nyeri, melakukan resusitasi jantung, paru dan otak, melakukan tindakan penunjang hidup pasien gawat karena trauma atau penyakit medik lain, melakukan penatalaksanaan gangguan keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme, serta melakukan penatalaksanaan nyeri kronis.
 Rumah sakit menyediakan lingkungan yang nyaman untuk melakukan anestesi, yaitu minimum 20º C dan maksimal 26º C Fasilitas untuk induksi anestesi dirancang dan dilengkapi untuk dapat memberikan  pelayanan yang aman.
a. Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan yang sesuai,
    dan  perlengkapan standar resusitasi
b. Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c. Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik dapat  diperoleh    
    sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik
Sarana fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi dan reaminasi:
a. Kamar persiapan anestesia
b. Fasilitas di kamar bedah
c. Kamar pulih sadar
d. Ruang perawatan/ terapi intensif (ICU)
e. Kantor administrasi
f. Kamar obat dan alat


2.3   Sistem Sirkulasi kamar operasi
Pada kamar operasi pengguna jalur sirkulasinya adalah pasien, pengunjung staf medis, perawat dan logistical support. Pasien yang masuk ke kamar operasi dapat berasal dari bangsal, UGD atau dari instalasi rawat jalan yang di terima di ruang persiapan. Pengunjung yang biasanya merupakan keluarga dari pasien yang dioperasi akan menunggu di ruang tunggu keluarga pasien. Masing masing dari mereka akan di bedakan jalur sirkulasinya. Sistem sirkulasi manusia dan logistical support di kamar operasi ini menggunakan system one way yaitu tidak saling bertubrukan terutama untuk logistical steril dan non steril dengan menggunakan system koridor maupun selasar, yang memiliki standar lebar yang sama yaitu minimal 2,44 m.
 Untuk rumah sakit yang baru berkembang dan belum memungkinkan adanya system one way ini, maka dapat di siasati dengan menghilangkan factor penulasarn infeksi dan memperlebar koridornya agar persyaratan keteraturan tetap dapat di pertahankan
2.4    Mekanikal  di Kamar Operasi
Kamar operasi harus mempunyai standar yang tinggi terhadap kebersihan dan kondisi aseptic. Kamar oeprasi mempunyai beberapa jenis yang standar peruangan dan mechanical nya sedikit berbeda, seperti ruang operasi untuk cystoscopy, ophthalmology, orthopedic dan neurosurgery mempunyai standar electrical yang berbeda terutama yang berkaitan dengan peralatan medis yang harus disedikan. Secara umum kamar operasi membutuhkan medical gases yang harus terpenuhi yaitu oxygen, nitrous oxide dan juga mempunyai vacuum system untuk memompa gas gas yang tidak terpakai. Gas gas tersebut dapat dilairkan melalui system hose drop atau medical gas column.
 Di kamar operasi juga dibutuhkan smoke evacuation sebagai pembuang asap yang ditimbulkan oleh laser atau cutter. Juga harus ada system fluorescent fixture, gas evacuation system yang dperlukan untuk membuang gas anastesi yang sudah tidak terpakai. Penghawaan di kamar operasi juga harus dingin dengan menggunakan system fresh air yang menjaga kesegaran di ruang operasi dan tidak menimbulkan kantuk.





2.5   SOP  pelayanan, prosedur,  pengelolaan kamar operasi
SOP dalam pelayanan kamar operasi prosedur pengelolaan dan pelayanan kamar operasi diatur  dalam  tiap-tiap SOP.SPO di IBS meliputi:
1.      SPO pasien sewaktu tiba dikamar operasi meliputi:
a.      SPO  pemeriksaan identitas pasien sewaktu tiba dikamar operasi
b.      SPO  pemastian  teknik  serta lokasi operasi
c.       SPO izin operasi (informed consed)
2.       SPO pencatatan meliputi :
a.       SPO pencatatan kecelakaan/kegagalan
b.      SPO laporan kepada yang berwenang
3.      SPO penjadwalan pasien meliputi:
a.       SPO penjadwalan operasi efektif
b.      SPO penjadwalan operasi darurat
c.       SPO menunda operasi
d.      SPO menambahkan pasien anda jadwal operasi yang sudah ada
4.      SPO ketidaksesuaian penghitungan bahan/atau alat sebelum dan sesudah operasi
5.      SPO laporan operasi dibuat dalam rekam medis
6.      SPO pelaksanaan pengendalian infeksi dikamar operasi
7.      SPO pemeliharaan dan perbaikan peralatan dikamar operasi
8.      SPO pelayanan anestesi dikamar operasi pada masa, saat dan pasca operasi
           


2.6  Alat-alat yang ada dikamar operasi

PATIENT MONITOR
                                 


                                  









           
MEJA MAYO

                             
                             













STANDAR INFUS
                                                    











TABUNG NITROGEN DAN ISINYA
                                

 










MESIN ANESTESI

                                                       
                            









ELEKTRIK COUTER


 
 










LAMPU OPERASI

                                                                                  

                   





MEJA INSTRUMEN

                       




                                 





SUCTION PORTABLE
             


                    







TABUNG OKSIGEN DAN ISINYA

                       


                                      






MEJA OPERASI


                                                           

                                       

25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Operasi merupakan serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.
Manajemen Operasi yang efektif harus mempunyai sebuah misi, untuk mengetahui kemana arah tujuannya dan strategi untuk dapat mengetahui bagaimana bisa mencapai misinya. Strategi ini memanfaatkan peluang dan kekuatan, menetralkan ancaman dan menghindarkan kelemahan.
Proses operasi meskipun sebuah operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3 periode yaitu:
1.      Prior Surgery
prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan operasi
untuk kasus kasus One Day Care Surgery.
2.      During Surgery
        Kegiatan pada periode During Surgery tentu saja berada diKamar Operasi.
3.      After Surgery
kegiatan pada periode After Surgery, pasien yangtelah selesai dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau 2 jam.
3.2    Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat memahami. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasi materi singkat dalam makalah ini dengan baik.



DAFTAR  PUSTAKA

Neuvert ,1993, Data Arsitek Jilid I edisi 2, PT Erlangga
Neuvert ,1996, Data Arsitek Jilid I edisi 33, PT Erlangga
Neuvert ,1999, Data Arsitek Jilid 2 Edisi 2, PT Erlangga
Olds dan Daniel, 1987,Child Healt Care Facilities, association for the Care of children’s Health
Planning an ENT hospital - Architecture - Express Healthcare Management.htm, 2003
Dirjen Yanmed 2008, Pedoman Pelayanan dan Penyelenggaraan Rumah Sakit, Depkes RI
Kliment ,2006, Healthcare Fasilities ,American Hospital Associstion Institute

Tidak ada komentar:

Posting Komentar