KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan penyertaan-Nya, makalah
yang membahas tentang “ MANAJEMEN KAMAR OPERASI “ ini dapat
terselsaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Kami sangat berterimakasih kepada Dosen yang telah
mempercayakan kami untuk membuat pengkajian ini, dan kepada teman-teman dalam
kelompok yang telah memberikan waktu, dan idide sehingga makalah ini selesai
tepat pada waktunya. Dan tidak lupa, kami berterimakasih kepada orangtua, yang
selalu memberikan dukungan dan doa, didalam setiap aktivitas sehari-hari
termasuk dalam menjalankan pendidikan. Serta kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mengijinkan semuanya terjadi.
Kami sangat ingin makalah
ini tersusun dengan baik bahkan sempurna, tapi kami sangat tau bahwa tidak ada
sesuatu di dunia ini yang sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari teman-teman, agar makalah ini dapat jauh lebih baik
nantinya.
Dan akhirnya, kami berharap semoga makalah ini
berguna bagi semua pembacanya.
Yogyakarta, maret 2014
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ......................................................................................................
Kata Pengantar ......................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 3
1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peletakkan
dan peruangan kamar operasi………………………………………..6
2.2 Gambar-gambar kamar operasi……………………………………………………7
2.3 Siatem sirkulasi kamar operasi ……………………………………………………8
2.4 Mekanikal kamar operasi
…………………………………………………………8
2.5
SOP pelayanan, prosedur, pengelolaan kamar operasi…………………………..14
2.6 Alat-alat yang
ada dikamar operasi………………………………………………..15
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………..26
3.2
SARAN……………………………………………………………………………26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Kamar Operasi adalah salah satu
fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai
banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk pasien pasien yang
membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan operasi besar. Proses
operasi meskipun sebuah operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3 periode
yaitu 1. Prior Surgery, 2. During Surgery dan 3. After Surgery.
Kegiatan pada periode prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan
atau di ruang persiapan operasi untuk kasus kasus One Day Care Surgery.
Kegiatan pada periode During Surgery tentu saja berada diKamar Operasi.
Sedangkan kegiatan pada periode After Surgery, pasien yangtelah selesai
dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1
atau 2 jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang
tentunya tergantung dari kondisi pasien itu sendiri,jika pasien dalam keadaan
baik maka akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu
mendapatkan perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU.
Sedangkan pasien yang dilakukan tindakan
operasi dengan system one day care maka akan dipindahkan ke ruang
pemulihan tahap 2 sebelum pasien ini pulang ke rumah.Penentuan jumlah ruang
operasi sangat tergantung dari historis jumlah pasien dan prediksi pasien yang
akan datang ke rumah sakit untuk melakukan tindakan operasi.
1.2
Tujuan
a)
Agar mahasiswa dapat
memahami tentang manajemen kamar operasi
b)
Agar mahasiswa dapat
memahami bagaimana fungsi dari kamar rumah sakit.
c)
Agar mahasiswa dapat
memahami zona-zona yang ada dalam kamar operasi.
1.3
Rumusan
masalah
1. Bagaimana Perletakan dan Peruangan Kamar Operasi?
2. Bagaimana
system sirkulasai dan mekanikal dari kamar operasi itu sendiri?
3. Bagaimana
SOP dalam pelayanan kamar operasi prosedur pengelolaan dan pelayanan kamar
operasi?
4. Alat-alat
apa saja yang ada dalam kamar operasi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Peletakan
dan peruangan kamar operasi
Rumah
sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah sakit
disarankan mempunyai pengelompokkan sebagai berikut:
v
Zona Publik
Area
yang mempunyai akses cepat dan langsung terhadap lingkungan luar misalnya unit
gawat darurat, poliklinik, administrasi, apotik, rekam medik, dan kamar mayat.
v
Zona Semi Publik
Area
yang menerima beban kerja dari zona publik tetapi tidak langsung berhubungan
dengan lingkungan luar, misalnya laboratorium, radiologi, dan rehabilitasi
medik.
v
Zona Privasi
Area
yang menyediakan dan ruang perawatan dan pengelolaan pasien, misalnya gedung
operasi,kamar bersalin, ICU/ ICCU, dan ruang perawatan.
v
Zona Pelayanan
Area
yang menyediakan dukungan terhadap aktivitas rumah sakit, misalnya ruang cuci,
dapur,bengkel, dan CSSD.
Pelayanan,
tenaga, sarana prasarana dan peralatan untuk pelayanan kamar operasi yang
berada di zona privasi terkait dengan pelayanan anestesiologi dan reanimasi
serta perawatan intensif sesuai klasifikasi rumah sakit. Selain berdekatan
dengan ICU serta pelayanan anestesiologi pada tipe rumah sakit D dan C dimana
UGD belum memiliki kamar operasi cito sendiri maka letak kamar operasi ini
(IBS) harus berdekatan dengan UGD. Rumah sakit menyediakan lingkungan yang aman
dan nyaman untuk melakukan operasi baik untuk pasien maupun tenaga medis yang
beraktifitas di dalamnya.
Kenyamanan
dan keamanan ini dapat di capai dari dua hal kenyamanan fisik dan kenyamanan
non fisik. Yang dimaksud dengan kenyamanan fisik dapat di capai dengan memenuhi
persyaratan sebuah kamar operasi dan membuat desain bangunannya memberikan
kenyamanan visual, termal dan audio. Sedangkan kenyamanan non fisik dapat
dicapai dengan memberikan ruangan sesuai dengan kebutuhan kenyamanan hidup
manusia dan mendesain
ruangan
agar bersuasana yang tidak membuat bosan. Contohnya dengan memberikan ruang
tunggu bagi dokter-dokter sebelum atau sesudah melakukan operasi, dimana
ruangan tersebut di lengkapi dengan fasilitas sofa yang ergonomis, view natural
atau artifisial, internet connection, bed dan pantry semi streril misalnya.
Persyaratan
fisik kamar operasi meliputi:
1.
Bangunan kamar operasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Mudah dicapai oleh pasien
b.
Penerimaan pasien dilakukan dekat dengan perbatasan daerah steril dan
non-steril
c.
Kereta dorong pasien harus mudah bergerak
d.
Lalu lintas kamar operasi harus teratur dan tidak simpang siur
e.
Terdapat batas yang tegas yang memisahkan antara daerah steril dan non-steril,
untuk
pengaturan penggunaan baju khusus
f.
Letaknya dekat dengan UGD
2.
Rancang bangun kamar operasi harus mencakup:
a.
kamar yang tenang untuk tempat pasien menunggu tindakan anestesi yang
dilengkapi dengan
fasilitas
induksi anestesi
b.
Kamar operasi yang langsung berhubungan dengan kamar induksi
c.
Kamar pulih (recovery room)
d.
Ruang yang cukup untuk menyimpan peralatan, llinen, obat farmasi termasuk bahan
narkotik
e.
Ruang/ tempat pengumpulan/ pembuangan peralatan dan linen bekas pakai operasi
f.
Ruang ganti pakaian pria dan wanita terpisah
g.
Ruang istirahat untuk staf yang jaga
h.
Ruang operasi hendaknya tidak bising dan steril. Kamar ganti hendaknya ditempatkan
sedemikian
rupa sehingga terhindar dari area kotor setelah ganti dengan pakaian
operasi.
Ruang perawat hendaknya terletak pada lokasi yang dapat mengamati pergerakan
pasien.
i.
Dalam ruang operasi diperlukan 2 ruang tindakan, yaitu tindakan elektif dan
tindakan cito
j.
Alur terdiri dari pintu masuk dan keluar untuk staf medik dan paramedik; pintu
masuk pasien
operasi, dan alur perawatan
k.
Harus disediakan spoelhock untuk membuang barang-barang bekas operasi
l.
Disarankan terdapat pembatasan yang jelas antara:
·
Daerah bebas, area lalu
lintas dari luar termasuk pasien
·
Daerah semi steril,
daerah transisi yang menuju koridor kamar operasi dan ruangan semi steril
·
Daerah steril, daerah
prosedur steril diperlukan bagi personil yang harus sudah berpakaian khusus dan
masker
·
Setiap 2 kamar operasi
harus dilayani oleh 2 kamar scrub up
·
Harus disediakan pintu
keluar tersendiri untuk jenazah dan bahan kotor yang tidak terlihat oleh pasien
dan pengunjung
m.
Syarat kamar operasi:
·
Pintu kamar operasi
harus selalu tertutup.
·
Lebar pintu minimal 1,2
m dan tinggi minimal 2,1 m, terdiri dari dua daun pintu
·
Pintu keluar masuk
harus tidak terlalu mudah dibuka dan ditutup
·
Sepertiga bagian pintu
harus dari kaca tembus pandang
·
Paling sedikit salah
satu sisi dari ruang operasi ada kaca
·
Ukuran kamar operasi
minimal 6x6 m2 dengan tinggi minimal 3 m
·
Dinding, lantai dan
langit-langit dari bahan yang tidak berpori
·
Pertemuan lantai, dinding
dan langit-langit dengan lengkung
·
Plafon harus rapat,
kuat dan tidak bercelah
·
Cat /dinding berwarna
terang
·
Lantai terbuat dari
bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan berwarna terang, ditutup
dengan vinyl atau keramik.
·
Tersedia lampu operasi
dengan pemasangan seimbang, baik jumlah lampu operasi dan ketinggian pemasangan
·
Pencahayaan 300-500
lux, meja operasi 10.000-20.000 lux
·
Ventilasi kamar
terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui filter.Ventilasi menggunakan
AC sentral atau semi sentral dengan 98% steril dan dilengkapi saringan.
Ventilasi harus dengan sistem tekanan positif/ total pressure.
·
Suhu kamar idealnya
20-26º C dan harus stabil
·
Kelembaban ruangan
50-60%
·
Arah udara bersih yang
masuk ke dalam kamar operasi dari atas ke bawah
·
Tidak dibenarkan
terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu harus dibuat ruang
antara
·
Hubungan dengan ruang scrub-up
untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu dipasang jendela kaca mati,
hubungan ke ruang steril dari bagian alat sterilcukup dengan sebuah loket yang
dapat dibuka/ ditutup
·
Pemasangan gas medik
secara sentral diusahakan melalui atas langit-langit
·
Di bawah meja operasi perlu adanya kabel anti
petir yang dipasang di bawah lantai
·
Ada sistem pembuangan gas anestesi yang aman
2.2
Gambar-gambar kamar opersi
Gambar 1. Kamar Operasi dengan sistem electrical 2 sistem
Gambar
2. Contoh Kamar Operasi
Gambar
3. Kamar Operasi untuk jenis khusus
Gambar
4. Ruang Recovery tahap 2
Gambar
5. Ruang Istirahat Dokter
Gambar 6. Contoh
Ruang Recovery
Tipe
D
|
Tipe
C
|
Tipe
B
|
|
Sarana
|
Ruang
tersendiri yang memenuhi persyaratan
septik dan
aseptik
sesuai dengan
kemampuan
pelayanan
bedah dan
anestesiologi
pada
kelas rumah
sakit ini.
Ruangan:
Ruang scrub
Ruang
pra-anestesi
Ruang operasi
yang
berhubungan
langsung
dengan
kamar induksi
Ruang
pemulihan
Ruang
sterilisasi
Ruang
menyimpan
peralatan,
linen, obat
farmasi
Ruang
peralatan dan
linen bekas
pakai
Ruang ganti
pakaian
wanita dan
pria
Ruang staf
jaga
Ruang tunggu
Gudang
Toilet
|
Ruang
tersendiri yang
memenuhi
persyaratan
septik dan
aseptik
sesuai dengan
kemampuan
pelayanan
bedah dan
anestesiologi
pada
kelas rumah
sakit ini.
Ada kamar
pulih sadar
Ruangan:
Ruang locker
Ruang scrub
Ruang
pra-anestesi
Ruang operasi
yang
berhubungan
langsung
dengan
kamar induksi
Ruang
pemulihan
Ruang
sterilisasi
Ruang
menyimpan
peralatan,
linen, obat
farmasi
Ruang
peralatan dan
linen bekas
pakai
Ruang ganti
pakaian
wanita dan
pria
Ruang staf
jaga
Ruang tunggu
Gudang
Toilet
|
Ruang
tersendiri yang
memenuhi
persyaratan
septik dan
aseptik
sesuai dengan
kemampuan
pelayanan
bedah dan
anestesiologi
pada
kelas rumah
sakit ini.
Ada kamar pulih
sadar
Ruangan:
Ruang locker
Ruang scrub
Ruang
pra-anestesi
Ruang operasi
yang
berhubungan
langsung
dengan
kamar induksi
Ruang
pemulihan
Ruang
sterilisasi
Ruang
menyimpan
peralatan,
linen, obat
farmasi
Ruang
peralatan dan
linen bekas
pakai
Ruang ganti
pakaian
wanita dan
pria
Ruang staf
jaga
Ruang tunggu
Gudang
Toilet
|
Rumah
sakit memberikan pelayanan anestesiologi dan reanimasi dengan memberikan
anestesia dan analgesia bagi pasien pembedahan dan tindakan medik lain yang
menimbulkan rasa takut, rasa cemas dan rasa nyeri, melakukan resusitasi
jantung, paru dan otak, melakukan tindakan penunjang hidup pasien gawat karena
trauma atau penyakit medik lain, melakukan penatalaksanaan gangguan
keseimbangan cairan, asam basa, gas darah dan metabolisme, serta melakukan
penatalaksanaan nyeri kronis.
Rumah sakit menyediakan lingkungan yang nyaman
untuk melakukan anestesi, yaitu minimum 20º C dan maksimal 26º C Fasilitas
untuk induksi anestesi dirancang dan dilengkapi untuk dapat memberikan pelayanan yang aman.
a.
Ruangan dilengkapi dengan oksigen medik, penghisap lendir, penerangan yang
sesuai,
dan perlengkapan
standar resusitasi
b.
Adanya peralatan elektrik dan instalasi listrik yang memenuhi syarat
c.
Tenaga listrik darurat dan penghisap lendir yang digunakan secara mekanik dapat diperoleh
sewaktu-waktu terjadi kegagalan listrik
Sarana
fisik minimal yang diperlukan untuk mendukung pelayanan anestesiologi dan
reaminasi:
a.
Kamar persiapan anestesia
b.
Fasilitas di kamar bedah
c.
Kamar pulih sadar
d.
Ruang perawatan/ terapi intensif (ICU)
e.
Kantor administrasi
f.
Kamar obat dan alat
2.3 Sistem
Sirkulasi kamar operasi
Pada
kamar operasi pengguna jalur sirkulasinya adalah pasien, pengunjung staf medis,
perawat dan logistical support. Pasien yang masuk ke kamar operasi dapat
berasal dari bangsal, UGD atau dari instalasi rawat jalan yang di terima di
ruang persiapan. Pengunjung yang biasanya merupakan keluarga dari pasien yang
dioperasi akan menunggu di ruang tunggu keluarga pasien. Masing masing dari
mereka akan di bedakan jalur sirkulasinya. Sistem sirkulasi manusia dan
logistical support di kamar operasi ini menggunakan system one way yaitu tidak
saling bertubrukan terutama untuk logistical steril dan non steril dengan
menggunakan system koridor maupun selasar, yang memiliki standar lebar yang
sama yaitu minimal 2,44 m.
Untuk rumah sakit yang baru berkembang dan
belum memungkinkan adanya system one way ini, maka dapat di
siasati dengan menghilangkan factor penulasarn infeksi dan memperlebar koridornya
agar persyaratan keteraturan tetap dapat di pertahankan
2.4 Mekanikal
di Kamar Operasi
Kamar
operasi harus mempunyai standar yang tinggi terhadap kebersihan dan kondisi
aseptic. Kamar oeprasi mempunyai beberapa jenis yang standar peruangan dan
mechanical nya sedikit berbeda, seperti ruang operasi untuk cystoscopy,
ophthalmology, orthopedic dan neurosurgery mempunyai standar electrical yang
berbeda terutama yang berkaitan dengan peralatan medis yang harus disedikan.
Secara umum kamar operasi membutuhkan medical gases yang harus terpenuhi yaitu
oxygen, nitrous oxide dan juga mempunyai vacuum system untuk memompa gas gas
yang tidak terpakai. Gas gas tersebut dapat dilairkan melalui system hose
drop atau medical gas column.
Di kamar operasi juga dibutuhkan smoke evacuation
sebagai pembuang asap yang ditimbulkan oleh laser atau cutter. Juga harus ada
system fluorescent fixture, gas evacuation system yang dperlukan untuk membuang
gas anastesi yang sudah tidak terpakai. Penghawaan di kamar operasi juga harus
dingin dengan menggunakan system fresh air yang menjaga kesegaran di ruang
operasi dan tidak menimbulkan kantuk.
2.5 SOP
pelayanan, prosedur, pengelolaan
kamar operasi
SOP dalam pelayanan
kamar operasi prosedur pengelolaan dan pelayanan kamar operasi diatur dalam tiap-tiap SOP.SPO di IBS meliputi:
1.
SPO pasien sewaktu tiba dikamar operasi meliputi:
a.
SPO pemeriksaan identitas pasien sewaktu tiba
dikamar operasi
b.
SPO pemastian
teknik serta lokasi operasi
c.
SPO izin operasi
(informed consed)
2.
SPO pencatatan meliputi :
a. SPO
pencatatan kecelakaan/kegagalan
b. SPO
laporan kepada yang berwenang
3.
SPO penjadwalan pasien
meliputi:
a. SPO
penjadwalan operasi efektif
b. SPO
penjadwalan operasi darurat
c. SPO
menunda operasi
d. SPO
menambahkan pasien anda jadwal operasi yang sudah ada
4.
SPO ketidaksesuaian
penghitungan bahan/atau alat sebelum dan sesudah operasi
5.
SPO laporan operasi
dibuat dalam rekam medis
6.
SPO pelaksanaan
pengendalian infeksi dikamar operasi
7.
SPO pemeliharaan dan
perbaikan peralatan dikamar operasi
8.
SPO pelayanan anestesi
dikamar operasi pada masa, saat dan pasca operasi
2.6 Alat-alat
yang ada dikamar operasi
PATIENT MONITOR
MEJA MAYO
STANDAR INFUS
TABUNG NITROGEN DAN ISINYA
MESIN ANESTESI
ELEKTRIK COUTER
LAMPU OPERASI
MEJA INSTRUMEN
SUCTION PORTABLE
TABUNG OKSIGEN DAN ISINYA
MEJA OPERASI
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen Operasi merupakan serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output.
Manajemen Operasi yang efektif harus mempunyai
sebuah misi, untuk mengetahui kemana arah tujuannya dan strategi untuk dapat
mengetahui bagaimana bisa mencapai misinya. Strategi ini memanfaatkan peluang
dan kekuatan, menetralkan ancaman dan menghindarkan kelemahan.
Proses
operasi meskipun sebuah operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3 periode
yaitu:
1. Prior Surgery
prior surgery dapat
dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan operasi
untuk
kasus kasus One Day Care Surgery.
2.
During Surgery
Kegiatan pada periode During Surgery
tentu saja berada diKamar Operasi.
3. After Surgery
kegiatan pada periode After Surgery, pasien yangtelah
selesai dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1
selama 1 atau 2 jam.
3.2
Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun
mengharapkan agar para pembaca dapat memahami. Saran dari penyusun agar para
pembaca dapat menguasi materi singkat dalam makalah ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Neuvert
,1993, Data Arsitek Jilid I edisi 2, PT
Erlangga
Neuvert
,1996, Data Arsitek Jilid I edisi 33,
PT Erlangga
Neuvert
,1999, Data Arsitek Jilid 2 Edisi 2,
PT Erlangga
Olds
dan Daniel, 1987,Child Healt Care Facilities,
association for the Care of children’s Health
Planning an ENT hospital - Architecture - Express
Healthcare Management.htm, 2003
Dirjen
Yanmed 2008, Pedoman Pelayanan dan Penyelenggaraan Rumah Sakit, Depkes RI
Kliment
,2006, Healthcare Fasilities ,American
Hospital Associstion Institute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar